SEKSI PENGAWASAN POLRES CIAMIS: Truk Pasir Besi Kembali Beroperasi, Jalur Selatan Ciamis Kembali Hancur
Subscribe:

Selasa, 18 Desember 2012

Truk Pasir Besi Kembali Beroperasi, Jalur Selatan Ciamis Kembali Hancur

Pengiriman pasir besi yang melintas jalur lintas selatan Kabupaten Ciamis yang sebelumnya sempat dihentikan, berkenaan dengan gelombang aksi masyarakat yang protes akibat jalan hancur, diduga kuat kembali beroperasi. Bahkan beberapa truk bermuatan pasir besi melakukan penyamaran seolah mengangkut pasir untuk campuran bahan beton.
"Dulu memang sempat dihentikan karena warga sepanjang lintas selatan protes jalan rusak, akibat dilalui truk muatan pasir besi di atas tonase atau kekuatan badan jalan. Saat ini kami menengarai pengiriman pasir besi dengan modus seolah truk mengangkut pasir untuk campuran material beton," ungkap salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Cimerak, Ahmad Irfan Alawi, Minggu (16/12)
Dia mengungkapkan berbeda dengan pada saat pertama. truk pengangkut pasir besi dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya menuju Kabupaten Cilapcap, Provinsi Jawa Tengah beroperasi pada saing hari, saat ini beralih menjadi malam.
Dengan perjalanan malam itu, tidak banyak maka proses pengiriman berjalan lancar. "Kami beberapa kali memergokinya. Akibat dilintasi truk bermuatan pasir besi, jalan menjadi hancur. Apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini, tambah rusak," katanya.
Ahmad Irfan Alawi yang juga Ketua Komisi II DPRD Ciamis mengatakan, sejak armada truk pengangkut pasir besi melintas jalur selatan, ruas jalan tersebut juga hancur.
Selain disebabkan karena melebihi tonase, beban truk tidak sesuai dengan kekuatan jalan. "Jika tiap hari dilewati truk dengan beban melebihi kekuatan badan jalan, otomatis jalan hancur. Kami minta agar jalan kembali diperbaiki," tuturnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan ruas jalur selatan yang hancur, di antarnya mulai dari batas Desa Sukaresik sampai dengan Desa/kecamatan Cimerak, sepanjang lima kilometer, paling parah berada di wilayah Cijulang. Badan jalan yang belum lama diperbaiki, saat ini sudah hancur.
"Saya nilai kembali hancurnya jalan tersebut tidak hanya sering dilewati truk sarat muatan pasior besi, akan tetapi perbaikan oleh pihak Bina Marga Provinsi juga terkesan asal-asalan, karena hanya ditimbun dengan pasir dan batu (sirtu). Wajar saja jika dua sampai tiga hari timbunan material tersebut kembali hancur," kata Ahmad Irfan Alawi.
Dia menambahkan, akibat jalan hancur sejumlah warga yang wilayanya dilewati angkutan pasir besi tersebut sempat bereaksi dengan menggelar aksi. Masyarakat berharap agar jalan yang hancur tersebut kembali diperbaiki. Pemerintah juga dengan tegas harus berani melarang truk pengangkut pasir besi yang melebihi tonase tersebut, dilarang lewat kawasan jalur selatan.
"Sudah mulai reaksi akibat jalan hancur., Kami minta pemerintah atau pihak yang berwenang segera mengambil tindakan, sehingga dapat meminimalisir rusaknya badan jalan," tutur wakil rakyat dari Fraksi PKB.
Ahmad Irfan Alawi menegaskan bahwa jalur lintas selatan harus sebagai dalam kondisi baik. Hal itu disebabkan karena jalur lintas seklatan tersebut merupkan jalan utama penghubung kawasan wisata di wilayah Pangandaran dan sekitarnya.
"Jalur itu kan merupakan jalan utama pariwisata di Ciamis selatan, mulai dari Karapyak, Pangandaran hingga Cimerak. Apalagi dengan ditetapkannya Pangandaran sebagai daerah otonomi baru (DOB) pisah dari induknya Kabupaten Ciamis, sarana tersebut harus lebih bagus. Ingat bahwa sektor pariwisata bakal menjadi andalan dan memberikan sumbangan besar untuk pendapatan asli daerah (PAD)," jelasnya.
Keluhan serupa juga datang dari Rahman didampingi Endang, warga Pangandaran. keduanya mengungkapkan jalur selatan saat ini rusak parah. hancurnya jalan tersebut, dinilai sebagai hal yang wajar karena banyak truk dengan tonase di atas kekuatran badan jalan melintas ruas jalan itu.
Sebagai contoh, sepanjang Cijulang - Cimerak jalan yang belum lama selesai diperbaiki, sekarang kembali rusak. "Di sekitar wilayah Cikembulan, jalan rusak, padahal belum lama diperbaiki. Saya kira pihak berwenang harus lebih tegas menyangkut angkutan pasir besi," ujarnya.
Sementara itu aksi blokir jalan yang terakhir terjadi pada hari Sabtu (1/12) di Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang. Warga dengan spontan memblokir truk sarat muatan pasir besi yang dituding menjadi salah satu penyebab hancurnya jalan. Mereka marah karena jalan raya rusak, padahal jalan tersebut merupakan akses menuju tempat wisata menuju Green Canyon dan Pantai Batu Karas.
Aksi yang lebih besar berhasil diredam, setelah polisi datang ke tempat tersebut. Aparat minta agar persoalan itu diselesaikan dengan cara yang lebih baik, yaitu dialog.

Sumber: Pikiran Rakyat

0 comments:

Enter your email address: Delivered by FeedBurner